Tak Cukup Hanya Berjemur di Bawah Sinar Matahari
SIAR.Com, Jakarta — Selama ini, banyak orang percaya bahwa berjemur di bawah sinar matahari bagus untuk menangkal virus Corona. Berjemur di bawah sinar matahari pagi dipercaya bisa menambah vitamin D guna menangkal COVID-19. Padahal kenyataannya tidak seperti itu.
Seperti dilansir klikdokter, Vitamin D adalah salah satu jenis vitamin yang ditemukan pada abad ke-20. Namun berbeda dengan jenis vitamin lainnya yang harus diperoleh dari makanan, 90 persen vitamin D (dalam bentuk vitamin D3) dapat diproduksi oleh tubuh kita sendiri, dengan bantuan sinar matahari. Hanya 10 persen kebutuhan vitamin D (dalam bentuk vitamin D2) yang diperoleh dari makanan.
Fungsi utama dari vitamin D adalah untuk menjaga kesehatan tulang dengan meningkatkan penyerapan kalsium di usus. Tanpa sejumlah vitamin D yang cukup, tubuh dapat mengalami kekurangan kalsium dan menyebabkan berbagai masalah pada tulang, seperti rakitis pada anak-anak dan osteomalacia pada orang dewasa.
Indonesia adalah negara tropis yang hanya memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Kita akan mendapati sinar matahari sepanjang hari pada musim kemarau, dan walaupun sedikit berkurang, sinar matahari masih terus dapat kita peroleh pada musim hujan.
Kondisi tersebut seharusnya sangat mendukung kita untuk memenuhi kebutuhan vitamin D harian. Namun, beberapa studi terpisah menemukan bahwa masyarakat Indonesia cukup rawan mengalami kekurangan vitamin D.
Sebanyak 35.1% wanita lanjut usia di Jakarta dan Bekasi yang tinggal di rumah panti jompo mengalami kekurangan vitamin D. Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 68 anak-anak usia sekolah di Yogyakarta, semuanya menunjukkan kekurangan vitamin D. kondisi yang sama juga di ditemukan pada 82.8% wanita hamil trimester pertama di daerah minangkabau.
Sementara itu, menurut dokter Roy Panusunan dalam pertemuan Zoom diaspora Indonesa beberapa waktu lalu sebagaimana diungkap Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, memang sinar matahari sumber vitamin D. Tapi perlu protein tertentu yang bisa menjadi perantara agar sinar matahari bisa menjadi vitamin D-3.
Dokter Roy di acara itu menjelaskan, protein yang bisa mengubah sinar matahari menjadi vitamin D-3 adalah yang berasal dari susu, yogurt, dan mentega.
Mengapa orang Indonesia yang keberadaan sinar matahari berlimpah tetapi banyak yang kekurangan vitamin D, karena itu, sinar mataharinya tak diubah oleh protein menjad vitamin D-3.
Dokter Roy lulus S-1 dan S-2 dari Universitas Indonesia, lantas memperdalam bidang hormon di Harvard Medical School di Boston, AS.
Menurut dokter Roy, dari 1.000 orang Indonesia, sebanyak 950 orang kekurangan vitamin D. Padahal di Indonesia, sinar matahari berlimpah. Tetapi karena tidak diimbangi dengan minum susu atau yogurt, makanya begitu. Ternyata sinar matahari saja tidak cukup, harus diimbangi dengan minum susu atau yogurt atau asupan menteganya mencukupi. (Dari berbagai sumber/Joko Susilo)
Sumber : https://siar.com/tak-cukup-hanya-berjemur-di-bawah-sinar-matahari/
Baca Juga : Beda Kandungan dan Manfaat Dalam Yoghurt dan Kefir