Apa itu imunomodulator?
Imunomodulator merupakan zat yang dapat memodulasi atau memengaruhi sistem imun tubuh
"Imunomodulator adalah zat atau substansi yang dapat memodifikasi respons imun terhadap antigen dari dalam maupun luar tubuh atau benda asing yang mengancam kesehatan," ujar dr. Inggrid. Imunomodulator berperan sebagai imunostimulan, senyawa yang dapat meningkatkan komponen sistem imun.
Desie Dwi Wisudanti
Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember
Kefir merupakan bahan pangan fungsional probiotik, terbuat dari susu yang difermentasi dengan kefir grains
yang mengandung berbagai jenis bakteri dan ragi yang bermanfaat. Telah banyak dilakukan penelitian tentang
efek kefir per oral pada sistem kekebalan tubuh, tetapi sedikit penelitian yang membuktikan efek komponen
bioaktif kefir yaitu peptida dan eksopolisakarida (kefiran), terhadap respons imun. Tujuan penelitian ini adalah
untuk membuktikan efek supernatan kefir susu kambing terhadap respons imun sukarelawan sehat secara in
vitro. Penelitian dilakukan pada 15 sukarelawan sehat, yang diisolasi PBMC-nya dari whole blood, kemudian
dibagi menjadi 5 kelompok (K-, P1, P2, P3 dan P4) sebelum dilakukan kultur selama 4 hari. Hasil kultur diperiksa
persentase sel T CD4+
, sel T CD8+
, IFN-γ, IL-4 menggunakan flowsitometri dan kadar IL-2, IL-10 menggunakan
metode ELISA. Hasilnya didapatkan kefir tidak mempengaruhi persentase sel T CD4+ dan Sel T CD8+. Semakin
tinggi konsentrasi kefir yang diberikan, maka semakin tinggi kadar IFN- γ dan IL-4 yang disekresikan, namun
terjadi penurunan pada kadar IL-2. Peningaktan signifikan terjadi pada kadar IL-10 kultur PBMC yang diberikan
kefir dengan berbagai konsentrasi (p<0,01), terutama pada konsentrasi 1%. Hasil tersebut juga menunjukkan
efek penting komponen bioaktif kefir terhadap respons imun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kefir dapat
meningkatkan respons imun, melalui stimulasi sekresi IL-10 secara in vitro.
Kata kunci: kefir, eksopolisakarida, peptida, respons imun, sitokin IL-10
Kesimpulan
Kefir susu dapat meningkatkan respons imun melalui stimulasi sekresi IL-10 secara in vitro. Peran kefir sebagai imunomodulator, tidak hanya diperankan oleh mikroorganisme yang ada di dalam kefir, tetapi juga membuktikan efek penting substansi (komponen bioaktif) yang dikeluarkan selama proses fermentasi berlangsung untuk menghasilkan kefir.
Jurnal dapat di baca / download di bahwah ini
Jenis-jenis antibodi
1. Immunoglobulin A (IgA)
Jenis antibodi ini dapat Anda temukan di lambung, usus, selaput lendir paru-paru, dan sinus. Tidak hanya itu, IgA juga bisa ditemukan dalam cairan yang diproduksi oleh tubuh, di antaranya ASI, darah, air mata, dan air liur.2. Immunoglobulin G (IgG)
IgG adalah jenis antibodi yang umum ditemukan dalam cairan tubuh dan darah. Immunoglobulin G melindungi tubuh Anda dari infeksi dengan mengingat virus dan bakteri yang pernah ditemui sebelumnya.Saat virus atau bakteri yang sama hendak menginfeksi tubuh, antibodi ini akan langsung sigap menyerang untuk melindungi Anda.3. Immunoglobulin M (IgM)
Immunoglobulin jenis ini diproduksi saat tubuh Anda terkena infeksi bakteri dan virus baru untuk pertama kali. IgM adalah lini pertahanan pertama tubuh dalam menghadapi infeksi. Pada saat tubuh merasakan adanya serangan bakteri dan virus, tingkat IgM dalam tubuh akan meningkat dalam waktu singkat. Tingkat immunoglobulin M akan perlahan menurun ketika IgG datang memberikan bantuan dan perlindungan jangka panjang.4. Immunoglobulin E (IgE)
Jenis antibodi ini diproduksi ketika tubuh mengeluarkan reaksi berlebihan terhadap zat yang tidak berbahaya seperti serbuk sari atau bulu hewan (alergi). IgE dapat ditemukan di dalam darah dengan jumlah yang sangat sedikit.Petunjuk dari Kadar Hemoglobin
Nilai normal kadar hemoglobin di dalam tubuh seseorang ditentukan berdasarkan jenis kelamin dan usianya. Kadar hemoglobin normal pada wanita dewasa berkisar antara 12–15 g/dL, sedangkan kadar hemoglobin pada pria dewasa berkisar antara 13–17 g/dL.
Ketika kondisi hemoglobin seseorang lebih tinggi atau lebih rendah daripada jumlah normal, hal ini bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan. Berikut ini adalah beberapa penyebab dan gejala kelainan pada hemoglobin:
Kadar hemoglobin rendah
Kadar hemoglobin rendah menandakan tubuh mengalami anemia. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya kehilangan darah, gangguan fungsi ginjal dan sumsum tulang, paparan radiasi, atau kekurangan nutrisi seperti zat besi, folat, dan vitamin B12.
Ketika hemoglobin tidak dapat berfungsi dengan baik, tubuh akan mengalami beberapa gejala berupa lemas dan cepat lelah, sakit kepala dan pusing, kulit terlihat pucat, dada berdebar, serta sesak napas.
Hemoglobin yang rendah bisa diatasi dengan cara mengatasi penyebab yang mendasarinya.
Selain itu, untuk meningkatkan jumlah dan fungsi hemoglobin, orang yang mengalami kekurangan Hb juga dapat mengonsumsi obat penambah darah atau makanan yang kaya akan zat besi, folat, dan vitamin B12, seperti daging, ikan, telur, dan sayuran.
Kadar hemoglobin tinggi
Kadar hemoglobin yang terlalu tinggi juga menandakan adanya masalah kesehatan pada tubuh. Kondisi tingginya kadar hemoglobin bisa disebabkan oleh polisitemia vera, kanker, tumor ginjal, penyakit paru, kelainan jantung bawaan, dan dehidrasi.
Selain itu, kebiasaan merokok, efek samping obat-obatan tertentu, serta faktor lingkungan seperti tinggal di daerah dataran tinggi atau tempat kerja yang berisiko menyebabkan keracunan karbon monoksida, juga bisa memicu kadar hemoglobin meningkat.
Seseorang yang kadar hemoglobinnya tinggi dapat merasakan beberapa gejala, seperti sakit kepala, pusing, dan lemas, namun terkadang bisa juga tidak bergejala. Kadar hemoglobin tinggi tidak selalu berbahaya, akan tetapi beberapa studi menyebutkan bahwa kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung.
Manfaat Pemeriksaan Kadar Hemoglobin
Kadar hemoglobin bisa diketahui melalui pemeriksaan darah. Dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk menjalani pemeriksaan darah guna mengevaluasi kadar hemoglobinnya.